Tugas Diskusi Kebijakan Moneter


1.      Hubungan kebijakan Moneter BI dengan nilai tukar

Hubungan antara kebijakan moneter BI dengan nilai tukar itu terletak pada tujuan akhir kebijakan moneter itu sendiri, tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI 7DRR sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi. Namun jalur atau transmisi dari keputusan BI 7DRR sampai dengan pencapaian sasaran inflasi tersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu (time lag).
Mekanisme bekerjanya perubahan BI 7DRR sampai mempengaruhi inflasi tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahanperubahan instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi  berbagai variable ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI 7DRR mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.

Pada jalur suku bunga, BI 7DRR akan mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Jika dibandingkan sedang kelesuan, Bank Indonesia dapat menggunakan kebijakan keuangan. Penurunan suku bunga BI 7DRR menurunkan suku bunga kredit akan membutuhkan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan meningkatkan kegiatan konsumsi dan investasi. Salah satu alasannya, Bank Indonesia merespon dengan menaikkan suku bunga BI 7DRR untuk mengerem kegiatan ekonomi yang terlalu cepat.
Perubahan suku bunga BI 7DRR juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Pelajaran ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI 7DRR, sebagai contoh, akan mendorong perbedaan antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku bunga yang mendorong investor untuk menanamkan modal ke dalam instrumen-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk ke dalam ini akan menghasilkan apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi Rupiah, harga barang-barang dan barang-barang yang lebih penting dan lebih kompetitif, akan mendorong impor dan mengurangi ekspor.
Perubahan suku bunga BI 7DRR mempengaruhi sektor ekonomi. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga yang akan digunakan untuk mengurangi biaya yang diperlukan untuk kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi.

Penumbuhan bunga untuk kegiatan ekonomi dan juga memengaruhi ekspektasi publik akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong kegiatan ekonomi dan pada akhirnya mendorong pekerja untuk peningkatan upah dengan menuntut upah yang lebih tinggi. Upah ini pada saatnya akan dikeluarkan oleh produsen.

Menyalakan ketentuan-ketentuan ini bekerja pada waktu (time lag). Selang waktu masing-masing jalan bisa berbeda dengan yang lain. Jalur nilai tukar uang yang bekerja lebih cepat dengan topik yang lebih cepat. Kondisi keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh terhadap kecepatan tarnsmisi kebijakan moneter. Jika bank melihat jumlah yang cukup tinggi, respons terhadap suku bunga BI 7DRR biasanya sangat lambat. Juga, untuk melakukan pembayaran, mengurangi suku bunga kredit dan biaya yang belum tentu direspon dengan menaikkan penyaluran kredit. Di sisi Permintaan, Penurunan suku bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh dukungan dari masyarakat sentuhan prospek sedang lesu. Kesimpulannya, kondisi sektor keuangan, perbankan, dan kondisi nyata sangat diperlukan dalam proses yang efektif.

2.      Tujuan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang sebagaimana diubah melalui UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 pada pasal 7. Kestabilan rupiah yang dimaksud mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama kestabilan nilai rupiah adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi. Sementara itu, dimensi kedua terkait dengan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Dalam konteks perkembangan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain, Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan untuk menjaga kestabilan nilai tukar agar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.
Dalam upaya mencapai tujuan rersebut, Bank Indonesia sejak 1 Juli 2005 menerapkan kerangka kebijakan moneter Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kebijakan tersebut dipandang sesuai dengan mandat dan aspek kelembagaan yang diamanatkan oleh Undang-Undang. Dalam kerangka ini, inflasi merupakan sasaran yang diutamakan (overriding objective). Bank Indonesia secara konsisten terus melakukan berbagai penyempurnaan kerangka kebijakan moneter, sesuai dengan perubahan dinamika dan tantangan perekonomian yang terjadi, guna memperkuat efektivitasnya. 

Nilai tukar IDR terhadap USD dan mata uang utama dunia saat ini. Kurs transaksi Bank Indonesia, update terakhir 11 Desember 2018 adalah sebagai berikut:




Sumber :
1.        www.bi.go.id/kurs trasaksi bi/ diakses pada 11 Desember 2018
2.        Karim, Adiwarman. 2013. Ekonomi Makro Islami Edisi Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
3.        Riani, Yeniwati. D. (2010). Jalur Kredit Perbankan dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Tingkap , vol.6 no.2


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Penciptaan Kredit

Tugas Kelompok Proses Manajemen Risiko pada Pembiayaan Modal Kerja

Tugas Perhitungan PDN (Posisi Devisa Netto)